Tahapan Finishing Kayu dan 4 Jenisnya, Wajib Tau!

finishing kayu

Dalam proses pembuatan produk-produk kayu, finishing kayu menjadi tahapan terakhir yang sangat menentukan hasil jadi sebuah produk, baik estetika maupun proteksi. Finishing adalah proses melapisi kayu dengan bahan-bahan finishing tertentu dengan tujuan memperindah kayu atau menambah nilai estetik dan juga proteksi atau melindungi kayu dari cuaca, air, kelembaban serta membuat kayu menjadi awet dan tahan lama.

Estetika dan proteksi berbanding terbalik, jika kita memprioritaskan estetika, maka proteksinya akan turun, begitu juga sebaliknya, tapi itu nanti kembali lagi ke selera. Ada banyak bahan-bahan yang dapat kita gunakan untuk proses finishing, terlalu banyak bahkan, dan masing-masing bahan memiliki tahapan yang umumnya berbeda.

 

Kategori Finishing Kayu

finishing kayu

Secara umum, proses finishing dapat di kelompokan menjadi 4 kategori:

  1. Finishing Kayu Natural
    Finishing ini tidak menghilangkan serat kayu, jadi nanti setelah kering, serat kayu masih terlihat, tapi kita bisa merubah tampilan atau warna kayunya. Untuk mendapatkan hasil maksimal, gunakan spray gun atau dengan metode semprot. Tahapan untuk proses finishing ini:

    1. Tahap 1: Wood Filler (Dempul Kayu)
      Tahapan ini opsional, wood filler digunakan untuk menutup pori-pori kayu sehingga permukaan kayu nantinya bisa flat, halus dan datar. Jika kita ingin hasil yang antik atau rustic, tahapan ini bisa dilewatkan. Wood filler juga dapat digunakan untk menutup atau memperbaiki lubang-lubang kecil pada kayu. Wood filler tersedia dengan beberapa macam warna kayu, tapi tidak banyak, jika warna terlalu kontras dengan kayu yang digunakan, ada kemungkinan nanti akan belang jadinya setelah diwarnai atau diberi lapisan akhir (varnish).
    2. Tahap 2: Woodstain (Plitur)
      Tahapan ini adalah tahapan memberikan warna pada kayu, ini juga opsional, dan umumnya kita gunakan untuk membuat kayu menjadi sedikit lebih gelap. Dengan woodstain, serat kayu masih dapat terlihat walaupun sudah diberi warna, dan semakin banyak lapisan, akan membuat kayu akan semakin gelap. Jika kita tidak ingin merubah warna kayu, maka tahapan ini bisa dilewatkan.
    3. Tahap 3: Sanding Sealer
      Tahapan ini juga opsional, sanding sealer akan memberikan hasil yang lebih halus dan dapat membuat permukaan kayu menjadi flat atau datar. Proses sanding ini kadang bisa ditukar tahapannya dengan tahapan woodstain, tergantung style dan selera, jadi kita bisa aplikasikan sanding sealer sebelum woodstain.
    4. Top Coat (Varnish/Pernis)
      Ini adalah lapisan terakhir, dan umumnya transparan (clear). Lapisan top coat atau pernis ini yang akan menentukan proteksinya, tergantung jenis atau bahan yang digunakan. Top coat juga di bedakan dari “sheen” atau pantulan cahaya, mulai dari matte atau flat hingga high-gloss.
    5. Tips:
      1. Amplas habis wood filler agar warna tidak belang.
      2. Aplikasikan tipis-tipis tiap lapisan sanding sealer dan top-coat, tunggu hingga kering benar, dan amplas ambang tiap lapisan, kecuali lapisan terakhir.
  • Amplas atau hilang lem yang terlihat, dan gunakan lem yang mudah diamplas dan mampu menerima woodstain dengan baik.
  1. Finishing Kayu Warna Solid (Cat)

finishing kayu

Finishing ini akan menutup seluruh permukaan kayu dengan warna, dan menghilangkan serat kayu. Secara umum, finishing ini juga dibagi menjadi 2 kategori, tergantung bahan yang digunakan. Yang pertama dengan menggunakan Cat Enamel, dengan bahan ini, tidak ada tahapan khusus, kita hanya menggunakan Wood Putty atau dempul jika diperlukan dan cat warna itu sendiri. Yang kedua adalah gaya Duco, nah ini prosesnya agak sedikit ribet karena ada beberapa tahapannya. Sama seperti diatas, untuk mendapatkan hasil maksimal, gunakan spray gun atau semprot.

    1. Tahap 1: Wood Putty (Dempul)
      Sama seperti Wood Filler, Wood Putty digunakan untuk menutup lubang, mengisi pori-pori kayu, dan memperbaiki permukaan kayu yang rusak. Bedanya dengan wood filler, wood putty lebih elastis jadi bisa menutup lubang yang lebih besar, tapi warnanya, warna solid, karena memang ditujukan untuk finishing solid.
    2. Tahap 2: Primer (Cat Dasar)
      Tahapan berikutnya adalah aplikasi primer atau cat dasar. Tujuan pengaplikasian cat dasar adalah untuk mendapatkan hasil finishing yang lebih flat atau datar dan bisa mengirit catnya nanti. Primer mudah di amplas, jadi memudahkan kita untuk mendapatkan hasil permukaan yang halus dan datar. Warna cat dasar juga tidak terlalu banyak, umumnya hanya ada warna putih, cream, abu-abu dan hitam.
    3. Tahap 3: Color (Cat)
      Tahapan ini sederhana, hanya pengaplikasian warna sesuai selera.
    4. Tahap 4: Top Coat (Varnish)
      Tahapan atau proses ini sama seperti tahapan dalam finishing natural, dan bahannya juga bisa sama.
    5. Tips:
      1. Aplikasikan tipis-tipis tiap lapisan top-coat, tunggu hingga kering benar, dan amplas ambang tiap lapisan, kecuali lapisan terakhir.
      2. Aplikasikan di ruang yang bebas dari debu, sinar matahari dan angin.
  • Jangan jemur hasil finishing di bawah sinar matahari langsung.
  1. Finishing Kayu Oil

finishing kayu

Finishing ini merupakan yang paling sederhana, baik tahapan atau pengaplikasiannya. Bahan yang digunakan umumnya adalah Boiled Linseed Oil, Tung-Oil, Teak Oil atau Beeswax. Aplikasinya hanya di lap, dan oil akan masuk kedalam pori-pori kayu dan melindungi kayu dari dalam. Finishing jenis ini tidak membentuk lapisan film dipermukaan kayu, jadi tingkat proteksinya paling rendah. Selain itu, aplikasi oil ini juga harus dilakukan secara berkala, jika oilnya sudah kering, maka kita harus aplikasikan kembali.

4. Finishing Kayu Shellac (Sirlak)

finishing kayu

Shellac atau Sirlak adalah bahan finishing alami, yang didapatkan dari sekresi kumbang Lak. Bentuknya pipih seperti emping (flakes) dan harus kita campur dengan spiritus. Warna yang dihasilkan umumnya kuning transparan, sedikit oranye (amber) hinga kuning kemerah-merahan. Aplikasinya bisa sama seperti Oil, bisa di lap dengan kain, dan finishing dengan shellac ini dapat menghasilkan finishing yang high-gloss dengan metode French-Polish.

 

Untuk proses finishing Natural dan Solid, itu juga dibagi lagi berdasarkan bahan pencampurnya, water-based (pencampur air) dan solvent-based (pencampur thinner). Untuk Oil, kita juga dapat mencapurnya dengan thinner. Untuk mendapatkan hasil maksimal, disarankan untuk tidak mencapur tahapan dengan bahan dasar yang berbeda, jika menggunakan water-based, gunakan dari tahap 1 hingga ke top-coat, walaupun kita bisa selang seling penggunaannya (water dan thinner), jika terpakas, tunggu hingga lapisan benar-benar kering.

Untuk mendapatkan hasil yang baik, kunci utamanya adalah sabar, jangan terlalu terburu-buru, dan pastikan tiap lapisan sudah benar-benar kering sebelum melanjutkan ke tahapan berikutnya. Selain jenis-jenis atau kategori diatas, finishing (khususnya varnish) juga dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan dasar atau resinnya, nah ini nanti kita akan bahas di artikel berikutnya.

 

Artikel ditulis oleh Om Doneeh

 

Untuk selanjutnya kamu bisa membaca tentang finishing kayu dengan bahan alami

Table of Contents

Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Arrow-up
CRONA