Kita banyak mengetahui berbagai macam lem, dan kita cenderung suka menggunakan 1 lem untuk semua keperluanmu. Tahukah kamu kalau tidak semua lem itu kegunaannya sama? Lem juga juga dibuat spesifik untuk kegunaan masing-masing. Lem kayu sendiri terdiri dari berbagai macam jenis. Furnitur rumah, meja kantor, sangkar burung, buku, jendela, menggunakan jenis lem yang berbeda-beda sebagai komponen kunci dalam pembuatan produknya.
Tapi sebenarnya tahukah kamu apa yang dimaksud dengan lem?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lem adalah barang cair atau liat, dipakai untuk merekatkan sesuatu pada barang lain; perekat;
Jadi, lem itu perekat gaes . . . HAHAHA
Di artikel ini kita akan belajar mengenal anatomi lem : polimer utama, bahan pembawa, dan bahan penunjangnya.
Lem itu seperti tubuh …
Tubuh manusia disusun oleh berbagai jenis bagian tubuh. Tanpa adanya bagian-bagian ini, tubuh tidak akan terbentuk. Struktur tulang, darah, kepala, kaki, tangan, jari, semuanya memiliki fungsinya masing-masing yang tidak kalah pentingnya satu dengan yang lain. Sama halnya dengan lem!
Lem memiliki beberapa bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan bersama, polimer utama, carrier (bahan pembawa), dan additive (bahan penunjang).
1. Polimer Utama
Polimer utama atau bahan utama dari lem ada bermacam-macam, baik yang alami maupun sintetik. Polimer utama inilah yang menentukan kekuatan, fleksibilitas, dan kohesi dari suatu lem. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel mengenai polimer-polimer dari lem:
2. Carrier
Carrier adalah bahan pembawa/media/bahan dasar dari suatu lem. Ada yang berbahan dasar air, larutan, dan hotmelts.
-
Bahan Dasar Air / Water-based
Lem berbahan dasar air dapat berupa emulsi atau larutan. Emulsi adalah partikel padat yang menyebar di dalam air. Larutan adalah partikel cair menyerupai sirup/kecap. Karena berbahan dasar air, lem jenis ini sangat ramah terhadap lingkungan, serta hampir tidak memiliki bau
-
Bahan Dasar Larutan / Solvent-based
Lem berbahan dasar solvent memiliki karakteristik tahan terhadap air, cepat kering, dan memiliki daya ikat awal yang cepat. Lem solvent juga dapat melekat pada permukaan yang sulit, karena surface tension solvent dari lem solvent sangat rendah dari air.
Lem berbahan dasar solvent kini mulai banyak ditinggalkan karena sifatnya yang tidak ramah lingkungan, mudah terbakar, tidak sehat karena bau-nya yang menyengat. Akan tetapi belum semua jenis lem kayu sudah digantikan dengan lem water-based.
-
Hotmelts
Hotmelts adalah jenis lem padat/keras. Tetapi, sama seperti jenis lem yang lain yang perlu cair dahulu baru bisa dipakai, lem padat pun harus dicairkan dahulu dengan cara dipanaskan hingga meleleh. Contoh terbaik dari lem jenis ini adalah lem batang.
3. Bahan Penunjang
Dalam campuran lem, terdapat beberapa bahan-bahan penunjang juga, antara lain
- Tackifier: berfungsi untuk menambah daya lekat
- Anti Foam: digunakan untuk mengurangi timbulnya buih/busa
- Pengawet: melindungi lem dari bakteri pembusuk
- Pengental: menyesuaikan viskositas sesuai aplikasi
- Wetting: berfungsi untuk meningkatkan pembasahan di substrat
- Anti Oksidan: berfungsi mengurangi reaksi terhadap oksigen/oksidasi
- Extender: mengurangi biaya dan menambah kekerasan
- Pewarna: pemberian warna sesuai kebutuhan
Jadi, lem disusun oleh beberapa jenis bagian, polimer utama, carrier (bahan pembawa), dan additive (bahan penunjang). Tanpa adanya bagian-bagian ini, lem tidak akan terbentuk.
Sudah tahu kan sekarang apa itu lem dan jenis-jenisnya?
Mungkin sobat crona mau menambahkannya atau ada pertanyaan lebih lanjut? mlangsung tulis di kolom komentar ya 🙂