Saya mungkin salah satu orang yang memiliki banyak hobi, tapi hobi saya bisa dikategorikan menjadi satu. Saya senang membuat, membentuk, dan merakit. Jika ditanya sejak kapannya, saya tidak ingat, mungkin sejak SD. SD tahun 80-an, banyak waktu dihabiskan untuk bermain, pagi sekolah, siang sampai sore main entah kemana, sampai harus disusul orang tua. Keterbatasan mainan, membuat generasi 80-an menjadi kreatif, membuat mainan sendiri, mobil-mobilan kayu, tembak-tembakan, dll.
Masuk ke SMP saya mulai tertarik dengan elektronika, belajar komponen-komponen, dan rangkaian elektronika dari majalah dan buku-buku di perpustakaan sekolah, tidak ada mata pelajaran elektronika pada saat itu. Jadi, semuanya saya pelajari dari majalah dan buku. Merakit komponen elektronika bisa dibilang jadi hobi merakit pertama saya. Uang jajan disisihkan untuk membeli kit-kit elektronika yang pada saat itu masih sulit untuk dicari, tapi yang namanya sudah hobi, pasti dicari sampai ketemu.
Di SMP saya juga pertama kali mengenal komputer. Bosan dengan kursus bahasa inggris, saya mengambil kursus komputer, yang dimana pada saat itu dipenuhi oleh mahasiswa dan karyawan. Hanya saya sendiri yang pakai celana pendek. Pagi kursus, siangnya sekolah. Hobi saya di elektronika berlanjut ke merakit komputer.
Lompat ke perguruan tinggi, hobi merakit kembali ke mainan model kit. Saya kuliah sambil bekerja, walaupun akhirnya kuliah yang ditinggalkan dan fokus kerja. Karena sudah punya pendapatan, hobinya semakin mahal, merakit model kit Tamiya dan Gundam, hobi elektronika masih saya jalankan, tapi pada saat itu lebih ke audio, membuat speaker dan amplifier untuk audiophile dan gitar. Nah, karena speaker dan amplifier butuh sebuah kotak, maka yang tadinya beli, akhirnya saya bikin sendiri.
Ketertarikan dengan perkayuan
Diawal saya hanya membuat casing untuk amplifier dan speaker. Karena belum punya alat yang cukup, kayu yang saya gunakan adalah kayu yang siap potong dan rakit. Sehingga, kayu sudah diserut dan kebetulan tetangga pembuat kusen dan pintu. Mesin pertama saya adalah bor, bor tembok, lalu nambah jigsaw. Karena merasa sulit potong lurus dengan jigsaw, alat berikutnya yang saya beli adalah circular saw.
Lama kelamaan, merasa asyik main kayu, mulai cari-cari video tutorial di Youtube, baca-baca artikel web sampai ikut forum luar negeri. Mungkin ini berlangsung sekitar tahun 2007 – 2008, dan belum banyak tutorial dan artikel yang lokal. Jadi, yang saya tonton dan baca itu berasal dari woodworkers luar negeri. Walaupun terkadang merasa kesal sendiri, karena alat yang mereka gunakan sudah lengkap canggih, tapi tidak ada di Indonesia.
Lompat ke tahun 2010-an, saat itu saya lagi bangun rumah di Jogja, saat itu sudah tidak punya Table Saw rakitan dan beberapa tools lain. Karena rumah baru, dan hobi woodworking lagi panas-panasnya, saya memiliki kemauan untuk membuat sendiri semua furniture, jelek tidak jadi masalah, asalkan hasil dari bikinan sendiri. Mulai dari membuat yang mudah dulu, seperti meja, rak, sampai akhirnya bikin kitchen set sendiri.
April 2015, setelah bangun tidur, duduk di garasi, lalu melihat ada kayu bekas scafolding yang habis dibongkar, kemudian terlintas di pikiran untuk membuat bangku. Tidak ada niatan bikin video pada pagi itu, iseng aja ngerekam. Setelah video diedit, lalu saya upload ke Facebook dan Youtube. Tetapi, pada akhirnya saya hapus yang di Youtube karena kurang PD (percaya diri).
Project berikutnya, saya diminta istri bikin rak sepatu. Proses pembuatan rak sepatu juga saya rekam dan upload, walau masih kurang PD, dibikin cuek aja. Lalu, pada beberapa video berikutnya, video saya sudah mulai ada yang menonton, dan mulai ada yang tanya-tanya seputar perkakas. Pada akhirnya saya bikin video-video tentang alat dan perkakas juga. Nama channelnya HobiKayu, tidak memiliki arti khusus, ya cuma hobi dan kayu saja.
Sampai sekarang saya masih hobi. Ketika ditanya apakah itu passion saya, mungkin bukan juga, hanya hobi saja. Passionnya mungkin lebih luas lagi. Sebelumnya passion membuat dan merakit, dan bukan hanya aktifitas offline, tetapi online juga. Saya programmer, dan buat saya, coding itu seperti woodworking, merakit kode-kode hingga akhirnya menjadi sebuah aplikasi.
Dalam woodworking, saya bukan ahli, bukan seniman yang bisa membuat karya yang bagus dan indah. Buat saya, hasil jadi itu nomor sekian, yang penting bagaimana kita bisa menikmati prosesnya dan tidak stress dalam prosesnya.
Artikel dibuat oleh: Om Doneeh – Presiden HobiKayu