Wood Putty vs Wood Filler, Apa Bedanya?

wood filler

Dalam woodworking, perakitan dan finishing menjadi salah satu proses penting, karena akan mempengaruhi hasil jadi sebuah produk, baik dari segi kekuatan/konstruksi maupun estetika. Penggunaan sambungan yang pas dan lem yang tepat akan berpengaruh nanti pada proses finishing.

Dalam proses finishing kayu, ada yang namanya Wood Putty dan Wood Filler, walau secara umum hampir sama fungsinya sebagai Base-Coat, tapi secara teknis agak sedikit berbeda, dimana bedanya?

 

Wood Putty

wood putty

Wood putty atau biasa disebut dempul, biasanya memiliki warna solid, putih, abu-abu atau krem. Wood putty kita gunakan untuk menutup pori-pori, lubang atau cacat pada kayu dan membuat permukaan bisa menjadi rata/flat. Wood Putty dapat menutup lubang yang agak besar, seperti lubang bekas paku atau sekrup atau cacat lain dan memiliki tingkat elastisitas yang cukup untuk mengantisipasi kembang susut kayu (tergantung merk dan kualitas).

Wood Putty ada yang solvent-based, yang campurannya menggunakan Thinner, dan water-based yang campurannya menggunakan air. Kedua jenis ini tidak jauh berbeda dari segi teknis, tinggal menyesuaikan dengan set finishing yang akan dikerjakan.

Wood Putty kita gunakan untuk proses finishing warna-warna solid, jadi tidak direkomendasikan untuk proses finishing transparan atau natural menggunakan Wood Stain. Umumnya setelah Wood Putty, tahapan berikutnya dalam finishing adalah warna atau prime-coat, bisa cat enamel atau cat duco.

Dalam aplikasi Wood Putty, lapisan yang sudah kering tidak harus diamplas habis, ini tergantung dari tujuannya, apakah untuk menutup pori/lubang atau untuk meratakan permukaan. Wood Putty mudah diamplas dan menghasilkan debu yang halus, pastikan membersihkan debu hasil amplasan agar lapisan cat bisa menempel sempurna.

 

Wood Filler

wood filler

Berbeda dengan Wood Putty, Wood Filler dispesialisasikan untuk menutup por-pori kayu. Walau secara umum bisa digunakan untuk menutup lubang yang lebih besar atau cacat kayu, Wood Filler tidak se-elastis Wood Putty, jadi mudah retak, apalagi untuk penggunaan exterior atau outdoor.

Wood Filler digunakan dalam proses finishing natural, baik yang menggunakan Wood Stain atau langsung lapisan transparan (clear-coat). Wood Filler memiliki warna natural, umumnya menyerupai warna kayu, seperti Jati, Mahoni, dll, dan bisa menerima Wood Stain dengan baik.

Tahapan aplikasi Wood Filler biasanya setelah kayu diamplas akhir, setelah aplikasi, Wood Filler harus diamplas habis hingga serat kayu terlihat kembali, jika tidak habis, ada kemungkinan akan belang nantinya setelah di Wood Stain. Setelah aplikasi, umumnya tahapan berikutnya adalah pewarnaan menggunakan Wood Stain atau bisa langsung ke Sanding Sealer atau Top-Coat.

 

Pemilihan base-coat dalam proses finishing akan sangat menentukan hasil finishing, walaupun tahapan ini bisa dilewatkan untuk gaya finishing tertentu, seperti rustic atau industrial. Bagaimana dengan lem kayu? Apakah bisa menggantikan fungsu Wood Putty atau Wood Filler?

Untuk keadaan mendesak, kita bisa menggunakan lem kayu sebagai pengganti dempul, dengan kita campur dengan bahan lain, seperti ampas kayu hasil amplasan, tapi proses ini tergantung jenis cacat, kekasaran dan kehalusan campuran dan rasio campurannya, jika tidak benar, ada beberapa kemungkinan yang terjadi, mudah retak, belang setelah di Wood Stain atau bahkan copot setelah beberapa waktu.

Jadi, gunakan Wood Putty untuk finishing warna-warna solid, dan gunakan Wood Filler untuk finishing kayu transparan atau natural atau yang menggunakan Wood Stain. Selamat Mencoba.

 

Artikel dibuat oleh Om Doneeh

Table of Contents

Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest

0 Comments

Tinggalkan Balasan

Arrow-up