Kualitas Kayu Kurang Baik? Awetkan Dengan Cara Ini!

Banyaknya penggunaan kayu dapat membuat stok kayu cepat berkurang, terutama pada kayu yang memiliki kualitas yang baik, seperti kayu jati. Namun, pada umumnya, kayu-kayu yang berkualitas sangat baik, waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh cenderung sangat lama.

Lalu, bagaimana kita dapat mengatasi hal ini? Salah satu caranya yaitu memanfaatkan kayu-kayu yang memiliki kualitas cukup baik hingga kurang baik, seperti kayu yang berada pada golongan kelas awet III, IV, dan V. Mengenai Pembagian Jenis Kayu Berdasarkan Keawetan dan Kekuatannya sudah kami bahas pada artikel sebelumnya

Kayu-kayu tersebut tentunya harus melewati proses pengawetan kayu, agar dapat bertahan lama, dan menambah kualitas dari kayu tersebut. Proses pengawetan kayu terdiri dari berbagai macam, diantaranya 

 

1.      Perendaman Kayu

Lem kayu dan lem hpl Crona - m.kaskus.com perendaman kayu
Sumber: m.kaskus.com

 

Teknik perendaman kayu dimulai dengan menentukan konsentrasi (kepekatan) dari bahan pengawet dan larutannya yang akan digunakan untuk merendam kayu. Waktu yang dibutuhkan dalam melakukan teknik perendaman kayu mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari. Pastikan seluruh permukaan kayu terendam dan tidak mengapung.

Teknik ini terbagi menjadi dua, yaitu teknik perendaman dingin, teknik perendaman panas, dan penggabungan dari keduanya. Untuk perendaman dingin, dibutuhkan sebuah bak yang terbuat dari kayu, beton, serta logam anti karat. Sedangkan pada teknik perendaman panas atau gabungan dari keduanya, pada umumnya membutuhkan bak yang terbuat dari logam.

Kamu dapat menggunakan bahan larutan seperti garam yang dapat memberikan kualitas lebih baik dibandingkan dengan bahan pengawet seperti minyak.

 

2.      Teknik Pengasapan

Teknik ini banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan, dengan cara memberikan pengasapan pada seluruh permukaan kayu secara berkelanjutan. Penggunaan teknik ini dilakukan pada kayu yang akan dijadikan sebagai mebel atau bahan bangunan.

Kayu yang diawetkan menggunakan teknik pengasapan dapat dikatakan akan tahan dari rayap, jamur, serta serangan dari serangga lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kayu kasau, reng, hingga tulangan yang ada di dalam dapur yang terletak di atas tungku.

Namun, jika ingin menggunakan teknik ini kamu harus menyiapkan ruangan yang luas, agar proses pengasapan dapat berlangsung dengan maksimal dan kayu terselimuti oleh asap pada seluruh bagian permukaannya.

Selain itu, kekurangan lain yang dimiliki oleh teknik pengasapan yaitu adanya jelaga yang membuat kayu mengalami perubahan warna, serta sulit dilakukan pengecatan pada permukaan kayu yang terlalu lama terkena asap.

 

3.      Pengolesan

Salah satu teknik pengawetan kayu yang banyak digunakan yaitu dengan cara mengoleskan bahan pengawet pada seluruh permukaan kayu. Bahan pengawet yang digunakan dapat berupa berbahan kimia khusus, ataupun menggunakan bahan sederhana seperti oli bekas, campuran minyak tanah dengan urea, serta campuran cuka dan ampas kelapa yang menjadi bahan yang ramah lingkungan.

 

4.      Vakum Tekan

Lem kayu dan lem hpl Crona - builder.id metode vakum tekan pengawetan kayu
Sumber: builder.id

 

Jika pada teknik-teknik sebelumnya lebih sederhana, hal ini berbanding terbalik dengan teknik vakum. Mengapa? Karena penggunaan teknik vakum dilakukan pada perusahaan kayu dengan skala yang besar, sehingga biaya yang dibutuhkan juga cenderung besar, terutama untuk membeli mesin vakumnya.

Proses yang berlangsung saat menggunakan teknik ini dimulai dengan memasukkan kayu ke dalam mesin vakum bersamaan dengan larutan bahan pengawet yang digunakan. Pada saat proses berlangsung, pengaturan tekanan dibutuhkan agar bahan pengawet kayu dapat masuk ke dalam substrat kayu.

Table of Contents

Share on facebook
Facebook
Share on google
Google+
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest
Arrow-up