Jika sebelumnya MinCro sudah membahas tentang beberapa hal yang dapat membuat beton menjadi retak. Nah, kali ini MinCro mau ngasih tau jenis-jenis keretakan pada beton, scroll ke bawah ya!
Pada umumnya keretakan pada beton terbagi menjadi dua, yaitu retak struktural dan retak non-struktural. Retak struktural diakibatkan oleh rancangan atau desain yang kurang tepat dan juga beban yang tidak sesuai dengan kapasitas. Lalu, retak non-struktural diakibatkan oleh tegangan yang diinduksi secara internal dalam material bangunan. Untuk retak non-struktural tidak langsung membuat daya tahan struktur bangunan menjadi lemah.
Jenis Retak Beton
Dari beberapa jenis keretakan yang terjadi, berikut ini merupakan jenis retak beton yang sering ditemui, diantaranya:
1. Retak Plastis Akibat Penurunan
Jenis retak ini memiliki pola mengikuti lapis tulangan atas, hal ini disebabkan oleh selimut beton yang sangat kecil. Pada saat retak plastis terjadi, retakan memiliki pola yang sama dengan penempatan tulangan
2. Drying Shrinkage Cracking
Jenis retak drying shrinkage cracking dapat diketahui dari ciri pada ujung retakan. Pada awalnya terdapat retakan di salah satu sisi permukaan, menyebar secara tidak teratur kemudian menghilang dan muncul kembali di dekat retakan awal
3. Concrete Crazing
Crazing merupakan retakan membentuk jaringan retak yang halus, dangkal, dan tidak bersambung. Retakan ini membentuk pola hexagonal dengan jarak retak 5mm – 75mm.
Retak jenis ini didasari oleh lapisan permukaan yang mengalami penyusutan. Kedalaman retakan kurang dari 3 mm dan lebih terlihat pada permukaan yang tergenang secara berlebihan. Beton yang masih baru biasanya mengalami jenis keretakan ini, dan keretakan tidak mempengaruhi struktur bangunan
4. Thermal Cracking
Terjadinya perbedaan suhu pada struktur beton disebabkan oleh bidang dari struktur kehilangan panas hidrasi pada tingkat yang berbeda. Adanya perbedaan suhu, dapat membuat perubahan volume yang berbeda-beda yang dapat menimbulkan keretakan.
Lalu, pada saat satu pusat beton lebih panas dari bagian luar juga dapat menyebabkan perubahan suhu terjadi. Hal tersebut terjadi karena waktu yang berlangsung saat pembebasan panas selama hidrasi semen atau pendinginan antara eksteror ke interior lebih cepat. Kemudian, menyebabkan tegangan tarik, dan jika melebihi batas maksimal akan menimbulkan retak thermal cracking.
5. Map Cracking
Jenis retak map cracking disebabkan oleh penggunaan semen yang terlalu banyak, serta plesteran mengering dalam waktu yang cepat karena kehilangan air. Pola retakan menyerupai peta dan membentuk pola heksagonal dengan jarak 200 mm. Lalu, struktur retakan cenderung lebih dalam dan bersambung.
Untuk selanjutnya kamu dapat membaca penyebab terjadinya keretakan beton