Ada banyak bahan yang bisa kita gunakan untuk membuat furniture, dan tentunya masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas khusus tentang bahan yang umumnya digunakan untuk pembuatan lemari atau kabinet atau furniture yang tertutup.
Bahan-bahan Furniture
-
Kayu Solid
Sebelum ada kayu pabrikasi (Plywood, MDF, dll), kayu solid menjadi pilihan utama untuk pembuatan furniture disamping bahan metal, tapi membuat furniture dengan kayu solid lebih rumit dibandingkan dengan kayu-kayu pabrikasi, karena pemilihan jenis kayu sangat berpengaruh terhadap tampilan dan daya tahannya. Kayu harus kering, sambungan mesti kokoh dan benar dan proses finishing yang tepat.
Kayu itu kembang susut, tergantung kelembaban, jika kayu yang digunakan belum kering benar dan sambungan atau lem yang digunakan tidak tepat, akan mempengaruhi umur furniture itu sendiri, tidak awet atau tidak tahan lama. Sambungan pecah, ngulet, pintu yang tidak bisa ditutup, ini hanya beberapa contoh kelemahan bahan kayu solid jika pemilihan kayu dan prosesnya tidak tepat, inilah salah satu alasan kenapa furniture dengan bahan kayu solid lebih mahal dibandingkan bahan lain.
-
Particle Board
Bahan ini mungkin bahan yang paling ekonomis / murah untuk pembuatan lemari atau kabinet, tapi juga paling rendah kualitasnya. Produk jadi lemari dan kabinet berbahan particle board mungkin saat ini yang paling banyak dipasaran, dan yang paling murah, produk-produk kabinet knock-down yang ada dipasaran umumnya menggunakan bahan ini. Bahan ini memiliki daya tahan rendah, mudah sekali rusak, khususnya di tempat yang lembab dan juga mudah melengkung / ngulet.
-
Plywood / Multiplek
Plywood atau Multiplek atau beberapa menyebutnya Triplek, mungkin bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan lemari dan kabinet, mudah di dapat, mudah di proses dan harganya masih bisa dibilang terjangkau. Tapi proses finishing plywood bisa sedikit merepotkan, khususnya untuk finishing duco, karena memiliki pori-pori yang besar.
Plywood punya banyak varian dan grade, mulai dari jenis kayu, veneer hingga lem yang digunakan. Plywood kualitas rendah memiliki banyak tambalan, banyak bolong dan bau menyengat, kadang membuat perih mata, plywood seperti ini tidak disarankan untuk lemari dan kabinet, karena dapat mempengaruhi isi kabinet itu sendiri.
-
MDF (Medium Density Fiberboard)
Sekilas tampilannya seperti particle board, tapi MDF memiliki kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan particle board. Selain kepadatan, MDF juga lebih kuat dan lebih tahan lama dibandingkan particle board, tapi daya tahannya terhadap kelembaban masih tergolong kecil. MDF mudah sekali hancur jika terlalu lembab atau terkena air dalam waktu yang lama dan juga mudah terkena jamur permukaan, salah satu kunci utama dalam memproses MDF adalah dengan menutup semua permukaan sehingga kelembaban tidak dapat masuk, finishing Duco lebih bagus dibandingkan finishing laminasi (HPL) untuk MDF.
Dari sisi harga, untuk ketebalan yang sama, MDF lebih mahal dibandingkan dengan particle board dan lebih mahal dibandingkan multiplek UTY yang biasa ada dipasaran.
-
HDF (High Density Fiberboard)
Sama seperti MDF, hanya saja lebih padat, lebih kuat dan lebih mahal dibandingkan dengan MDF, belum lagi HDF agak sulit ditemukan.
-
HMR (High Moisture Resistance) MDF
HMR atau biasa disebut MDF hijau adalah MDF yang memiliki daya tahan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan MDF biasa, dan umumnya berwarna hijau. Saat ini HMR sudah mulai banyak digunakan untuk pembuatan kabinet, khususnya kabinet-kabinet yang rawan kelembaban, seperti di dapur atau kamar mandi. Karena lebih kuat, harganya juga lebih mahal dibandingkan MDF biasa.
-
Blockboard
Blockboard merupakan panel yang core / intinya adalah kayu-kayu kecil yang disambung (barecore) dan sisi mukanya dilapisi veneer seperti permukaan plywood. Blockboard bisa menjadi alternatif pengganti plywood dan lebih murah.
-
FJLB (Finger-Joint Laminate Board)
FJLB adalah potongan kayu solid kecil-kecil yang disambung, seperti barecore, tapi disambung dengan sambungan finger-joint sehingga lebih rapih dan kuat. Ada beberapa jenis kayu yang digunakan saat ini, mulai dari kayu karet, kayu jati, sungkai hingga pinus. Harga tergantung dari kualitas dan jenis kayu yang digunakan, untuk FJL kayu karet misalnya, dengan ketebalan atau dimensi yang sama, harganya lebih mahal dibandingkan dengan MDF yang ada di pasaran. Untuk proses finishingnya sama seperti kayu solid, finishing natural.
-
OSB (Oriented Stranded Board)
OSB adalah pecahan kayu yang direkatkan menjadi sebuah panel, mirip seperti waferboard, tapi kualitasnya diatas waferboard. Sesuai namanya, OSB disusun dengan orientasi tertentu sehingga memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan waferboard. Saat ini, OSB yang ada dipasaran adalah OSB import, jadi harganya masih mahal, 3x lipat dari harga plywood dengan dimensi yang sama. Tren penggunaan OSB untuk lemari dan kabinet seiring dengan tren gaya furniture industrial, dengan menggabungkan OSB dengan material lain, seperti metal.
-
PVC Board
Sesuai namanya, bahannya dari PVC, jadi bukan kayu. Saat ini sudah mulai banyak digunakan untuk pembuatan lemari dan kabinet. PVC board lebih ringan dan bisa lebih murah dibandingkan dengan Plywood, dan karena bukan berbahan dasar kayu, PVC board tahan terhadap kelembaban, dan rayap tentunya.
—
Dalam pemilihan bahan apa yang akan digunakan, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, penempatannya nanti apakah lembab atau tidak, apakah ada resiko rayap, style/tema ruangan dan tentunya harga. Pemilihan bahan juga akan berpengaruh terhadap lem yang digunakan dan finishing yang diaplikasikan. Seiring dengan perkembangan teknologi, akan ada banyak lagi pilihan bahan-bahan lain yang akan datang, semakin banyak pilihan.
Baca juga : Lem kayu terbaik
Artikel dibuat oleh Om Doneeh
0 Comments